''Yang Betul, ya Tol Cipali!''

Berfoto bersama rekan Kompasianer di depan Gerbang Masuk Tol Cipali dalam acara Kompasiana Visit Cipali

¤
Terlepas dari plus minus kinerja Kabinet Kerja, proses pembangunan Tol Cipali dapat dijadikan teladan. Bahwa seperti itulah seharusnya pemerintahan suatu negara bekerja. Pergantian pimpinan suatu negara tidak lantas merubah semua perencanaan pembangunan. Mulusnya aspal Tol Cipali (Cikopo-Palimanan) sepanjang 116, 75 KM adalah contoh konkret! Bukti nyata telah terjadi estafet pembangunan yang terprogram dan berkelanjutan! 
¤
Sudah saatnya Indonesia melangkah mantap menuju negara yang tertata lagi tersusun rapi dan maju. Bila mata kita arahkan ke Amerika Serikat, siapapun yang memimpin, dari partai manapun yang ganti berkuasa, program kerja pemerintahan sebelumnya terus dilanjutkan oleh pemerintahan baru. Tidak dibuang dan tidak ditinggalkan atau diganti program baru sesuai selera pemimpin baru.
Berfoto Bersama Bp. Velix, Kepala Biro Komunikasi Publik KEMENPUPR dalam acara Kompasiana Visit Tol Cipali
¤ 
Setiap pemerintahan mempunyai tiga kewajiban utama : 
  • 1. Meneruskan pembangunan negara yang telah dibuat pemerintahan sebelumnya.
  • 2. Melaksanakan pembangunan secara dinamis & inovatif yang bisa diselesaikan selama berkuasa . 
  • 3. Menyiapkan pembangunan berkelanjutan kalau perlu untuk satu generasi kedepan.
Perhatikan proses pembangunan Jalan Tol Cipali! Kontrak karya ditandatangai pada tahun 2006. Amandemen perjanjian tahun 2011. Mulai dibangun tahun 2013. Dibuka untuk sarana publik 2015. Terakhir, perjanjian pengelolaan dan Kontrak karya selesai pada 2041 dengan kemungkinan kontrak karya dapat diperbaharui. Artinya, sejak dicetuskan kemudian disepakati dan diselesaikan pembangunan Tol Cipali, sesungguhnya Kabinet telah berganti 3 kali. Meski demikian, Tol Cipali yang menyatukan 5 Kabupaten (Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, Cirebon) tetap jadi! Bahkan lebih cepat dari target! Target sebelum H-5 Idul Fitri ternyata, berhasil dioperasikan H-5 Ramadhan (Peresmian oleh Presiden Jokowi, 13/6/15).
Berfoto bersama Bp. Wisnu dari PT. Lintas Marga Sedaya (Pricipal Tol Cipali)
 ¤
Kelancaran arus barang dan jasa akan sangat signifikan mempengaruhi kemajuan dan penguatan ekonomi suatu bangsa. Mantan Presiden Soeharto tidak akan disebut Bapak Pembangunan bila, kinerja Kementerian PU di zaman Orde Baru serabutan, ngawur dan tanpa program! Pembangunan jalan Tol Cipali mengingatkan publik pada pelita demi pelita yang dilalui Orde Baru dengan Trilogi Pembangunannya. Perlu kerja berkelanjutan guna membangun ruas jalan Tol Trans Jawa yang membentang dari Merak-Cikampek-Cirebon-Semarang-Solo-Surabaya-Probolinggo-Banyuwangi sepanjang ± 1100 KM. Akankah sebelum memasuki tahun 2019, Basuki Hadimuljono, Menteri PUPR sanggup untuk menyambung ± 650 KM sisa ruas jalan Tol Trans Jawa?
Berfoto bersama rekan Kompasianer di Gerbang Keluar Tol Palimanan dalam acara Kompasiana Visit Cipali
 ¤
Bila ya, besar harapan rakyat Indonesia kembali akan memilih Jokowi sebagai Presiden RI (2019-2024) mendatang! Sebab, menyelesaikan jalan tol sepanjang itu bukanlah jenis pencitraan insidensil murahan yang kerap bikin muak publik! Tetapi itu, adalah etos kerja yang nyata! Persoalannya, bagaimana bila Basuki Hadimuljono menyatakan tidak sanggup atau, menyatakan sanggup tetapi tanpa progres report yang bisa dipertanggungjawabkan? Demi kepuasan publik, Jokowi jangan ragu, Menteri PUPR termasuk yang harus segera direshufle! 
¤ 
                                                                           ---000---